klik salah satu iklan lalu klik close

Friday, January 29, 2016

PROSES KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA MEMBELAJARKAN MATEMATIKA


HEHE.... meneruskan pembahasan yang lalu.... mudah mudahan bisa bermanfaat
Uraian terdahulu menjelaskan mengenai pengembangan kemampuankomunikasi dalam pembelajaran matematika. Di sisi lain, proses komunikasi yangterjalin dengan baik dapat membantu siswa membangun pemahamannya terhadapide-ide matematika dan membuatnya menjadi lebih mudah dipahami. Ketika siswa ditantang untuk berpikir mengenai matematika dan mengkomunikasikannya kepadaorang/siswa lain, secara lisan maupun tertulis, secara tidak langsung mereka dituntut untuk membuat ide-ide matematika itu lebih terstrukur dan menyakinkan, sehingga ide-ide itu menjadi lebih mudah dipahami, khususnya oleh diri mereka sendiri. Dengan demikian, proses komunikasi akan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahamannya mengenai konsep-konsep matematika.
Pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga dapatmenstimulasi siswa untuk berkomunikasi dengan baik. Proses komunikasi yang baik ini diharapkan dapat menstimulasi siswa untuk mengembangkan berbagai ide-idematematika atau membangun pengetahuannya. Hal demikian tidak akan terjadiapabila dalam pembelajaran matematika, semua siswa menggunakan pendekatan yang sama untuk menemukan suatu solusi tunggal dari masalah yang diberikan. Jawaban dan strategi yang tunggal terhadap suatu masalah kurang mendorong siswa untuk saling berkomunikasi karena masing-masing siswa akan lebih memfokuskan diri pada strategi mereka sendiri. Sebaliknya, jika siswa menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda dalam menemukan solusi, maka akan memungkinkan mereka untuk bertukar ide dan menjelaskan ide-ide mereka. Dalam situasi demikian, proses komunikasi akan terjadi dengan baik. Dalam konteks demikian, penggunaan masalah terbuka (open-ended problem) menjadi sangat relevan dalam pembelajaran matematika dengan maksud untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik sekaligus menstimulasi siswa untuk mengembangkan ide-ide matematikanya.
Menurut Takahashi (2006), masalah terbuka (open-ended problem) adalahmasalah atau soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Pada mulanya, penggunaan masalah terbuka merupakan hasil dari proyek penelitian pengembangan metode evaluasi keterampilan berpikir tingkat tinggi dalampendidikan matematika dari tahun 1971 sampai 1976.Meskipun proyek inidimaksudkan untuk mengembangkan teknik evaluasi keterampilan berpikir siswa, tetapi selanjutnya peneliti menyadari bahwa pembelajaran matematika yangmenggunakan masalah terbuka mempunyai potensi yang kaya dalam meningkatkankualitas pembelajaran.Peneliti merangkum manfaat dalam menggunakan masalahterbuka dalam pembelajaran matematika sebagai berikut.
1.      Siswa menjadi lebih aktif dalam mengekspresikan ide-ide mereka dalampembelajaran matematika.
2.      Siswa mempunyai banyak kesempatan untuk secara komprehensif menggunakanpengetahuan dan keterampilan mereka.
3.      Siswa mempunyai pengalaman yang kaya dalam proses menemukan danmenerima persetujuan dari siswa lain terhadap ide-ide mereka.
Dengan menggunakan masalah terbuka, pembelajaran matematika dapat dirancang sedemikian sehingga lebih memberikan kesempatan kepada siswa untukmengembangkan kompetensi mereka dalam menggunakan ekspresi matematik(Takahashi, 2006). Dalam upaya menemukan berbagai alternatif strategi atau solusi suatu masalah, siswa akan menggunakan segenap kemampuannya dalam menggali berbagai informasi atau konsep-konsep yang relevan. Hal demikian akan mendorong siswa menjadi lebih kompeten dalam memahami ide-ide matematika. Hal demikian tidak akan terjadi apabila dalam pembelajaran yang hanya menggunakan soal tertutup yang hanya merujuk pada satu jawaban dan strategi penyelesaian. Penggunaan soal tertutup kurang mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai ide-ide matematikanya, sehingga kurang memungkinkannya untuk secara efektif digunakan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematika sekaligus membangun pemahaman matematik siswa.Berikut diberikan beberapa contoh soal terbuka yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa.
Tabel 1. Contoh soal tertutup dan soal terbuka
Soal tertutup
(closed problem)
Soal terbuka
(open-ended problem)
Dari bilangan-bilangan berikut, manakah
yang merupakan bilangan prima?
7, 57, 67, 117
Menurut Fred 57 dan 67 adalah
bilangan prima karena keduanya
mempunyai satuan 7, yang merupakan
bilangan prima. Dick tidak setuju
dengan Fred. Siapakah yang benar?
Mengapa?
Tentukan tiga suku berikutnya pada
barisan berikut.
1, 4, 7, 10, 13, ..., ..., …
Perhatikan barisan berikut.
1, 4, 7, 10, 13, ..., ..., …
Apakah 100 merupakan suku barisan
itu? Jelaskan jawabanmu
Tentukan KPK dari 18 dan 24
Apakah 48 merupakan KPK dari 18 dan
24?

No comments:

Post a Comment